Minggu, 11 November 2012

KISAH KU



Cerita ini aku alami semasa aku duduk di bangku SMP
Aku memiliki hubungan dengan salah satu senior ku, Ardhian namanya
Awalnya kami hanya berteman, memiliki hubungan dekat karna kami sama-sama anggota pramuka di sekolah kami. Suatu hari sekolah kami akan mengadakan camping dalam rangka jambore nasional, seluruh sekolah setingkat di bekasi akan ikut serta dalam camping tersebut.
Hari itu aku bersiap-siap mengkemas perlengkapan yang akan ku bawa. Kami akan menginap selama 3 hari disebuah tenda yang akan kami dirikan unttuk masing-masing kelompok kami. Setibanya di area  perkemahan, dengan segera aku dan teman-teman lainnya mendirikan tenda dengan di bantu oleh team Elang (team laki-laki dari sekolah kami). Setelah rampung, kami bersiap-siap untuk melanjutkan kegiatan perlombaan yang disiapkan para panitia jambore. Entah kebetulan atau memang rancangan, ternyata aku dan ka Ardhian mengikuti perlombaan yang sama, yaitu sandi morse. Selama mengikuti lomba kami berbisik-bisikan untuk mencocokkan jawaban kami satu sama lain, sesekali kami ditegur oleh kakak panitia karna kami cekikikan dengan suara yang cukup keras, karna kami berdua tidak tau bahwa kami ada di dalam satu perlombaan yang sama. Perlombaanpun berakhir dengan canda gurau kami, tidak terasa waktu senja telah tiba kami bergegas untuk membersihkan diri, shalat, lalu makan sore.
Saat sedang menikmati makan sore, tiba-tiba aku di datangi kakak senior di team ku. Ka Amrina, dia adalah salah satu senior ku juga yang ternyata teman sekelas dari ka Ardhian. Kami berbincang-bincang basa basi selama beberapa menit karna kami belum begitu mengenal satu sama lain. Di tengah-tengah pembicaraan kami,  ka Amrina menanyakan tentang ka Ardhian, dia menanyakan kedekatanku dengan ka Ardian karna trnyata diam-diam dia memperhatikan kami. Tidak banyak yang ku ceritakan, hanya sebatas yang ku tau pada saat kami mengikuti perlombaan sandi morse tadi sore. Perbincangan itu berhenti begitu saja karna kami harus bergegas menyelesaikan makan sore kami untuk melanjuti kegiatan malam hari.
Di malam pertama ku disana, ternyata tidak seperti yang ku bayangkan. Perkemahan yang awalnya penuh canda tawa dan keriangan berubah ketika malam datang. Banyak siswa darisekolah lain yang berteriak-teriak histeris tanpa sebab, aku semakin merasa ingin cepat pulang kerumah karna merasa sudah tidak nyaman di malam pertama ini. Untuk mengaihkan perhatian dari suasana yang menyeramkan aku dan team ku bersama team elang berkumpul di tengah-tengah tenda dan bernyanyi bersama-sama, walaupun tetap ada perasaan takut tapi dengan adanya team elang di tenda, kami merasa sedikit lebih aman.
Hmm..
Terlebih karna aku sedang menyukai salah satu anggota dari team seniorku itu. Ka Dwi.. dialah laki-laki yang telah menarik perhatian ku, tidak tampan, tidak pula buruk. Aku menilainya seperti lelaki multifungsi, dia begitu aktif baik disekolah maupun di luar sekolah, sosoknya yang cuek dan tidak begitu bersahabat membuat ku begitu penasaran padanya. Belum lagi, kakak ku dengan kakaknya ternyata bersahabat dekat dan mereka berencana menjodohkan kami. Ahhh bahagianya aku sewaktu itu......
Hari telah berganti ...
Hari ke-2  di perkemahan, suasana mencekam tadi malam hilang seketika ketika fajar telah muncul di peradabannya.
Aktivitas pagi hari ini adalah senam bersama, aku begitu semangat mengikutinya
Senam memang adalah salah satu hoby ku sejak sekolah dasar. Dengan semangat kami semua menggerak-gerakkan badan hingga berkeringat, setelah ativitas senam selesai kami diberikan waktu untuk membersihkan diri dan masak untuk sarapan. Ketika sedang mengantri menunggu giliran masuk kamar mandi, tiba-tiba ka Ardhian menghampiri ku dengan membawakan aku sebotol minuman. Kami berbincang-bincang mengenai kesan-kesan berkemah, maklum ini adalah pengalaman pertama ku. Akhirnya perbincangan kami terhenti karna aku harus segera membersihkan diriku.
Setelah selesai membersihkan diri dan sarapan, aku siap untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kegiatan demi kegiatan kami ikuti dengan bahagia, hingga tak terasa senja telah tiba.
Hari ke-3 adalah hari terakhir kami di perkemahan
Malam puncak dimana akan ada kegiatan api unggun, inilah  kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh setiap anggota pramuka ketika berkemah. Kami bernyanyi, bermain game, dan bahkan ada anggota lain yang menyatakan perasaan pada anggota lain yang mereka taksir. Semua begitu indah, seindah perasaan ku pada ka Dwi, meskipun dia tetap pada sifatnya yang cuek dan dingin.
Fajar tiba, waktunya kami bersiap-siap pulang kerumah
Sebelum pembubaran perkemahan, kami mengadakan apel penutupan sekaligus untuk mengumumkan pemenang dari masing-masing lomba. Ketika pembacaan pemenang lomba sandi morse, hati ku begitu berdegup, tapi ternyata team ku kalah dari team elang yangmendapat peringkat ke-2. Kesaal.. itulah perasaan ku saat itu, tapi bagaimanapun aku tetap bangga pada team satu sekolah ku karna dapat menyabet banyak kemenangan. Kepulangan kami begitu dibanggakan para guru disekolah, kami begitu bangga dengan kerja keras kami.
Setibanya dirumah, aku terus memikirkan lelaki itu. Aku merasa harus mendapatkannya, bagaimanapun caranya, dengan bermodalkan informasi dari kakak ku yang didapatkan dari ka Widya yang bukan lain adalah kakak dari kak Dwi aku memberanikan diri untuk meneleponnya. Singkat cerita ka Dwi menolakku secara halus, dan mencoba mendekatkan ku pada temannya yang bukan lain adalah ka Revan. Lelaki itu cukup menarik, tak jauh berbeda dengan ka Dwi yang multifungsi.
Kami berdekatan, dia begitu perhatian karna diam-diam selama ini ternyata dia memperhatikanku. Tidak berfikir panjang kami langsung meresmikan hubungan kami. Hari-hari begitu menyenangkan, sampai saatnya aku merasa ka Ardhian bersikap aneh pada ku, dia menjauhiku sejak dia tau aku memiliki hubungan dekat dengan sahabatnya. Aku tidak terlalu peduli, karna saat itu aku sedang menikmati hubungan ku dengan ka Revan
Sampai suatu hari aku mendengar ka Revan memiliki hubungan dekat dengan ka Arya yang merupakan manta pacar ka Revan sebelum bersama ku. Aku begitu hancur mengetahuinya, dengan rasa bersalah ka Arya meminta maaf kepada ku karna telah menghancurkan hubngan ku dengan ka Revan. Setelah perpisahan itu, aku sedikit menutup diriku kepada lelaki sampai saat ka Ardhian kembali memperhatikan ku. Kami menyambung kedekatan kami setelah aku melupakan kedua lelaki yang telah menyakiti perasaan ku, dia menghiburku, memberikanku perhatian yanglebih. Kami sering pulang sekolah bersama, istirahat bersama, sampai kami sering keluar bersama saat weekend sekolah.
Kedekatan ini menyembuhkan luka di hatiku, perlahan tapi pasti ka Ardhian memberikan semangat baru di masa puber ku. Keseharian kami begitu menyenangkan, akupun tak menyangka kalau ka Ardhian adalah sosok yang begitu humoris, charming, dan menarik,  aku rasa aku mulai jatuh hati padanya, dan aku berharap dia memiliki perasaan yang sama terhadapku. Setelah berjalan hampir satu bulan aku mulai menemukan titik terang tentang hubungan kedekatan ku, ternyata dia juga menyukaiku. Akhirnya kami resmi berpacaran pada tanggal 03 September 2005
Hubungan kami terjalin begitu baik dan menyenangkan, hanya saja kami berdua sama-sama lebih pemalu dibandingkan dulu sewaktu masih berteman. Keseharian kami hanya dilewatkan dengan berkomunikasi melalui surat yang dikirim melalui campur tangan teman dan tukang es jeruk di sekolah kami. Setiap aku akan mengirimkan sura untuknya, aku akan menitipkannya di abang tukang es jeruk tersebut, begitu pula dengannya untuk membalas suratku. Sebulan, duabulan, tigabulan, sampai tak terasa hubugan kami memasuki waktu limabulan dan maasih tetap kami melakukan komunikasi dengan cara yang sama seperti dulu-dulu dan itu tidak masalah bagiku.
Hingga masuk pada waktu enambulan, dimana bulan itu adalah bulan Februari  bulan yang disebut-sebut sebagai bulan kasih sayang. Sebelumnya aku belum pernah mengingat apa lagi merayakan hari valentine, karna aku belum memiliki orang yang spesial di hatiku tapi sekarang itu semua berubah ketika aku bersama ka Ardhian. Ternyata dia sudah mempersiapkan sebuah hadiah untuk ku, sebungkus coklat dengan pita yang begitu manis,aku begitu bahagaia meskipun dia tidak memberikannya langsung padaku karna seperti biasa dia menitipkannya ke abang es jeruk di sekolahku.
Bersamaan dengan bulan kasih sayang, bulan ini juga adalah bulan kelahiran ka Ardhian. Tentu saja aku akan menyiapkan sebuah kado spesial untuknya. Sebuah dompet bertuliskan Linkin Park adalah pilihanku untuk ku berikan padanya. Linkin Park adalah salah satu band favoritnya pada saat itu.
Bulan Februari telah berlalu dengan begitu banyak kebahagiaan, begitu pula bulan Maret. Memasuki bulan April, inilah awal-awal kebosananku terhadap hubungan ini. Hubungan yang didalamnya hanya ada kemalu-maluan, surat-suratan, tanpa ada perubahan. Pada saat itupula ada seorang laki-laki teman sekelas ku yang memberi perhatian lebih pada ku, dia begitu perhatian mengantarku pulang dan menjemputku, Shandy namanya. Tidak jauh lebih baik dari ka Ardhian tapi dia bisa lebih mengerti keinginanku. Tanpa berfikir panjang aku memulai sebuah hubungan baru dengan Shandy tanpa di ketahui oleh ka Ardhian, tapi tak lama berselang sejak aku menerima cinta Shandy ka Ardhian datang dengan teman-temannnya dan langsung menghampiri kami berdua. Ka Ardhian menyapa ku dengan dingin,ini pertama kalinya dia menyentuhku setelah 8 bulan kami berhubungan, sesaat setelah ia menghampiriku dan mengajak ku berbicara, Shandy telihat bingung dan bertanya-tanya tanpa beberapa lama Shandy langsung menyeret tangan ku ke sampingnya, dan bertanya pada ku ada hubungan apa aku dengan ka Ardhian, sebelum aku menjawab ka Ardhian sudah terlebih dahulu memperkenalkan dirinya. Wajah Shandy terlihat merah memanas antara marah pada pernyataan ka Ardhian dan kecewa terhadapku, begitu pula sebaliknya ketika Shandy mengenalkan dirinya kepada ka Ardhian. Disaat itu aku begitu kebigungan harus berkata jujur kepada siapa, karna keduanya kini terlihat ingin melenanku dengan kemarahannya, tapi sebelum aku dapat berbicara satu patah katapun tiba-tiba Shandy melayangkan pukulan tepa di rahang sebelah kanan ka Ardhian, aku begitu histeris melihatnya tanpa berkata-kata aku langsung menarik ka Ardhian untuk menjauh dari Shandy. Didalam ruangan itu aku meminta maaf padanya, aku mengatakan semua isi hatiku bahwa aku telah bosan dengan hubungan yang tidak pernah ada perubahan. Ia mengerti, tapi tetap tak bisa memaafkanku, ia meninggalkanku diruangan itu dengan pelukan yang pertama dan yang terakhirnya, aku begitu tersedu karna rasa bersalahku.
Keesokan harinya setelah peristiwa itu, hubungan ku dengan ka Ardhian terasa semakin hambar, ia tak pernah mengirimiku surat, tak pernah menitip salam untukku, tak pernah menungguku pulang, dan tak pernah lagi bertemu denganku. Aku begitu cemas memikirkan apa yang ia pikirkan untuk hubungan kami, sampai saat istirahat sekolah seorang temannya datang menghampiriku dengan membawa sebuah rekaman suara yang ternyata itu adalah suara ka Ardhian yang memutuskan untuk menyudahi hubungan kami. Mendengar rekaman itu rasanya kakiku tak mampu lagi menopang tubuhku yang hampir tumbang karna keputusan ini, tapi aku sadar ini memang kesalahanku tanpa meminta penjelasan terhadap keputusannya, kami memutuskan untuk menyudahi saja semua kebersamaan kami.
Menjalani hari-hari selanjutnya tanpa kehadiran ka Ardhian, itu sulit bagiku. Menghilangkan semua kebiasaan saat dulu bersama merupakan hal terberat pada saat itu, tapi hari-hari terlewati begitu saja karna aku memutuskan untuk memperpadat kegiatan sehari-hariku agar menyibukkanku untuk mempercepat proses move on ku. Setelah beberapa waktu kami berpisah, aku mendengar bahwa kaArdhian telah menjalin hubungan lagi dengan teman satu angkatannya, ka Winda namanya. Dia memang adalah satu-satunya perempuan yang sangat menginginkan ka Ardhian sejak dulu sebelum bersamaku bahkan sampai saat ini, jadi aku tidak merasa heran kalau pada akhirnya ka Ardhian memilih untuk memberikan kesempatan untuknya. Walaupun kabar itu begitu menyayat perasaanku, aku tetap pada pendirianku untuk tidak lagi menjalin hubungan dengan senior disekolah.
Kabar itu semakin lama semakin membuat telingaku serasa terbakar, maklum saja aku dan ka Ardhian dulu adalah best couple di sekolah kami, jadi ketika kabar putusya hubungan kami beredar itu menjadi perbincangan paling menarik bagi siswa lain dan setelah ada lagi pemberitaan tentang hubungan ka Ardhian dengan ka Winda itu juga menjadi topik yang begitu sayang untuk tidak di perbincangkan bagi mereka, jadi tidak perlu aku mencari tau tentang gosip itu karna berita itu akan datang dengan sendirinya sampai ketelingaku.
Setelah aku benar-benar tau dan meyakini bahwa mereka telah menjalin hubungan khusus, perasaan ku tiba-tiba berubah menjadi begitu membenci ka Ardhian terlebih pada wanita itu. Aku benar-benar merasa sudah tidak mengenalnya lagi  sejalan dengan sadarnya aku terhadap semua tingkah lakunya saat ini. Dia menjadi perokok, terlihat seperti anak tidak diurus, sering keluar dari sekolah malam hari, bahkan aku pernah memergokinya berciuman dengan wanita itu. Sungguh itu semua semakin membulatkan tekatku untuk benar-benar melupakannya.
Kegiatanku benar-benar begitu menyibukkanku, tidak terasa sudah akhir tahun. Sebentar lagi siswa kelas akhir akan mengikuti ujian nasional untuk menentukan kelulusan atau tidaknya, semua siswa kelas 3 mempersiapkan diri dengan educational, emotional, dan spiritual yang diberikan oleh guru. Ketika akupun sedang menyiapkan diri untuk mengikuti ujian kenaikan kelas ku, aku telah disadari oleh seorang sahabatku tentang seorang senior yang ternyata sedari dulu telah menjadi pengagum rahasiaku. Lelaki itu bernama ka Hizkia, ia terkenal sebagai kapten ekskul band di sekolahku, perawakannya yang kurus, rambutnya yang jabrik, dan sifat keromantisannya yang begitu digemari siswa lain itulah yang menjadi daya tariknya sebagai pemain band. Ia juga adalah teman dekat dari ka Ardhian, dan ternyata sebelum aku mengetahui tentang hal ini ka Ardhian telah lebih dulu mengetahuinya. Aku memutuskan untuk mencoba dekat dengannya  tanpa terikat hubungan apapun selain berteman, ternyata kebaikannya telah meluluhkan hati ku dan mampu mengisi kekosongan dihatiku yang telah lama tidak dihiasai dengan perasaan kasmaran. Kami menjalin hubungan dengan kepura-puraan karna niat ku hanya ingin membuktikan pada ka Ardhian bahwa aku sudah benar-benar melupakannya. Hubungan kami tidak berjalan lama karna ketidakcocokan dan keegoisan satusama lain. Akhirnya kami memutuskan hubungan kami begitu saja.
Setelah berakhirnya hubunganku dengan ka Hizkia, aku lebih merasa ingin menunjukkan lagi kepada ka Ardhian siapa aku sebenarnya. Akhirnya aku menjalin hungan lagi dengan Teddy yang satu tahun lebih muda dibawahku, kedekatan kami berawal dari kegiatan ekskul disekolah yang tanpa disengaja semua ekskul yang aku pilih ternyata iapun ada didalamnya. Kami latihan pencak silat, pramuka, dan marawis. Awalnya ia hanya mengambil ekskul pencak silat, entah karna apa ia memutuskan untuk ikut bergabung pula di pramuka dan marawis yang sebenarnya marawis adalah sebuah grup vokal yang diiringi pukulan gendang-gendangan dengan menyanyikan lagu-lagu islam, sedangkan Teddy adalah seorang nonmuslim.
Kedekatan kami di kegiatan ekskul juga kesamaan hoby membuat kami semakin dekat dan akhirnya menjalin hubungan. Kesehariankami , kami habiskan dengan kesamaan kegiatan kami. Hubungan ku kali ini agak sedikit nyentrik dar yang sebelum-sebelumnya karna aku memutuskan untuk berhubungan dengan anak yang umurnya lebih muda dari ku. Mungkin karna itupula hungan kami tidak berjalan begitu lama, hanya hitungan beberapa bulan karna banyak pihak yang mengusik hubungan kami.
Setelah kembali putusnya hubunganku dengan Teddy, aku semakin merasa menggila untuk memiliki hubungan lagi dengan lelaki lain. Kali ini Joshua teman sekelasku yang bukan lain adalah adik dari ka Hizkia. Cerita hubunganku dengannya tidak jauh berbeda dengan cerita ka Hizkia, entah mungkin karna mereka saudara jadi memiliki sifat dan sikap yang serupa. Akhirnya aku berkelana lagi mencari seseorang yang dapat menarik perhatianku, aku bagaikan seorang “mafia pemburu lelaki”. Azhari adalah kisah terakhirku sampai hari kelulusan tiba. Sampai saat hari kelulusan aku dan ka Ardhian sudah tidak pernah lagi berkomunikasi, bertegur sapa, bahkan berpapasan. Kami berdua benar-benar mengubur dalam-dalam kisah masalalu kami.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahunpun juga berganti
Ini awal mula kisahku di SMK
Mengawali kisah ku di SMK, aku segera memulai perubahan didiriku. Penampilan, sikap dan sifatku, serta cara berpikirku. Semua berjalan begitu baik dengan segala keindahan metamorfosisku dari puber menjadi remaja, juga segala romansa persahabatan dan percintaan di fase ini. Aku menikmati segala yang di anugerahkan kepadaku, sahabat dan tambatan hati yang menurut sebagian remaja lainnya “ga punya cowo ga jaman”, itulah yang membuatkumulai berkelana lagi di awal perubahanku.
Novan, Niko, Andri,....,.....,......, sampai ketambatan hati yang berkesan
Bang Adi
Dia adalah seorang laki-laki yang ku temui di sekitar lingkungan rumah baruku, daya tariknya membuatku terpesona pada pertama kali berbincang dengannya.Hubungan kami berjalan cukup lama, dengan lika-liku putus nyambung ala anak jaman sekarang. Perbedaan pendapat, keegoisan, dan sikapnya yang over protektif yang membuatku beribu-ribu kali berfikir ulang untuk melanjutkan lagi hubunganku dengannya sampai saat kejadian yang tak terduga terjadi. Aku memiliki aku Facebook yang dapat memudahkanku mencari lebih banyak teman, suatu hari aku melihat list daftar permintaan pertemanan di akunku ada seseorang yang sepertinya ku kenal meminta konfirmasi pertemanan, ternyata ka Ardhian. Dialah orangnya, setelah aku memastikannya di album fotonya. Ya Allahh.. hatiku berdegup begitu kencang, dengan berdebar-debar aku melihat gambarnya yang begitu berbeda, wajar saja kami telah hilang kontak selama hampir 3 tahun dan kini dipertemukan lagi di jalan yang tidak disangka-sangka. Perasaan lama muncul disaat aku masih menjalin hubungan dengan Adi. Salahkah aku ??
Keesokan harinya setelah aku mengkonfirmasi permintaan pertemanan darinya, aku membuka akunku berharap ada pesan atau sekedar post say hello darinya. Benar saja dugaanku, ia mengirimkan post yang bertuliskan “hay, ini aisah ya ? apa kabar ? udah lama ga ketemu ! sekolah diman ?”. Ya Tuhaan ku, apa yang harus aku tuliskan untuk membalas pesan singkat darinya ?. Hatiku terasa campur aduk, antara senang, kesal, sedih, dan benci
Aku senang karna ternyata dia masih mengingatku, masih ingin tau kabarku, dan bukan tidak mungkin dia merindukan sosokku. Aku sedih karna dia datang  disaat yang tak tepat, meskipun aku tidak tau apa maksud dan tujuannya muncul kembali ke kehidupanku. Aku benci ketika aku mengingat kisah ku dengannya 3 tahun yang lalu. Aku membalas pesannya dengan hati-hati tanpa ingin melukai pihak manapun termasuk mungkin seseorang yang saat ini bersamanya, kami berbincang-bincang seperti seseorang yang baru mengenal tanpa menyinggung tentang kisah kami dulu sedikitpun. Seiring dengan komunikasi kami yang terjalin kembali, kabar hubunganku dengan Adi nyatanya bukan makin membaik, entah karna apa aku rasa aku mulai jengah dengan segala tingkah lakunya.
Sebelum aku dan ka Ardhian melangkah ke hubungan yang mungkin saja lebih jauh dari ini, aku memutuskan untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Adi, bukan karna ka Ardhian atau pihak manapun yang sering dituduhkan oleh Adi semua itu adalah real keputusanku untuk tidak menyakiti siapapun begitu pula dengan ka Ardhian. Aku bertanya dengan hati yang begitu takut kecewa apakah ia sedang memiliki seseorang dihatinya ?, karna kalau benar, secara tidak langsung aku akan menyakiti perasaan wanita itu dan aku tidak ingin hal itu terjadi, sebaliknya jika tidak .. itulah sebenarnya yang ku harapkan.
Terdengar bodoh dan munafik tapi begitulah keadaan hatiku sebenarnya pada saat itu. Kenyataan yang menggembirakanlah yang ku dapat, ternyata ka Ardhian sedang tidak dekat dan menjalin hubungan dengan wanita manapun. Oh... sungguh seperti memiliki semangat hidup yang lebih saat aku mengetahui itu, meskipun belum tentu apa yang diharapkan hatikulah yang terjadi. Kirim kiriman pesan singkat masih terus terjadi dengan melontarkan berbagai pertanyaan baik dariku ataupun darinya. Sampai saat ini hanya komunikasi seperti ini yang kami lakukan, akupun tidak cukup bernyali untuk menanyakan nomor ponselnya pada saat itu tapi entah kami memiliki perasaan yang sama atau karna apa, ternyata ka Ardhian mulai merasa kalau komunikasi seperti ini akan sulit terjalin dengan baik karna masing-masing dari kami tidak selalu online disaat yang bersamaan. Akhirnya, ia mengakhiri balasan pesan singkatnya dengan meminta nomor ponselku. Hmm... aku seperti mimpi.
Awal  perbincangan kami di SMS terasa begitu canggung, masing-masing dari kami hanya menanyakan hal yang sama seperti di akun facebook kami. Di tengah-tengah perbincangan kami, ka Ardhian menanyakan tentang mantan-mantan pacarku, aku menjawab dengan terperinci dan hati-hati. Setekah perbincangan berjaln cukup lama, ka Ardhian menawariku untuk mengantarku ke sekolah. Aku terkejut dan tidak menyangka akan secepat itu dia mau bertemu denganku, tanpa berfikir panjang aku langsung menyetujui penawarannya.
Siang hari itu, aku menunggu nya dengan hati yang berdegup kencang, nilah pertama kalinya kami bertemu kembali setelah hampi 4 tahun tidak bertemu. Akhirnya ia tiba ditempat kami berjanjian, aku jalan perlahan dengan dandan polpolan untuk bertenu dengannya, hati serasa digeduk-geduk deperti bedug saat malam takbiran. Ennngg ingggg engggg.. jengg jeeennggggg ... inilah dia lelaki yang telah membuat aku gila.
Pertemuan pertama yang singkat ini membuatku seperti orang yang kehilangan kesehatan, kegirangan, lompat-lompatan, dan uring-uringan dengan suasana hati seperti di jatuhi durian runtuh. Aku sudah sempat mengenalkan ka Ardhian pada sahabatku Vina, karna selama ini Vina hanya tau cerita tentang ka Ardhian tanpa tau seperti apa wujud ka Ardhian yang sebenarnya. Mungkin tak perlu aku jabarkan bagaimana setujunya sahabatku Vina  atas pujian-pujian yang aku lontarkan untuk menilah sifat, sikap, dan penampilan ka Ardhian sekarang.
Sabtu malam minggu nanti kebetulan sahabatku Vina akan merayakan hari ulangtahunnya, seperti biasa aku dan gengk ku akan datang dengan pasangannya masing-masing. Aku berfikir dengan keras kira-kira siapa lelaki yang akan aku ajak ke acara hari spesial sahabatku itu. Dalam perbincangan kami di SMS, aku menceritakan tentang kebingunganku, tanpa diduga ka Ardhian menawarkan diri untuk ikut menghadiri undangan itu. Aku tertawa lebar dengan sebuah kepuasan yang sangat amat karna aku tak harus mengajaknya secara terus terang untuk pergi keluar bersamaku, dengan hati yang  gembira aku berdandan sesempurna mungkin. Dress coklat adalah pilihan ku untuk pergi part kedua bersamanya, setibanya disana semua mata tertuju padaku dan dia maklum karna aku baru mengenalkan ka Ardhian pada sahabatku Vina.
Akhirnya acara berakhir dengan meriah, para teman-teman undangan sudah berpamitan pulang tinggal aku ka Ardhian Vina dan pacarnya. Aku dan ka Ardhian diminta untuk pulang terakhir untuk membantu Vina membuka kado demi kado yang diberikan teman-teman undangan. Ini adalah momen yang paling menggetarkan hatiku karna pada saat ak membantu sahabatku ka Ardhian duduk disampingku dengan memangkukudengan mesra.
Malam itu begitu indah bagiku, akan lebih indah lagi jika kami bisa memulai kisah yang tertunda dulu dengan suasana yang baru seperti sekarang. Hari demi hari kedekatan kami makin terasa intim dan ini mulai mengganggu pikiranku.
Suatu hari dia mengirimku SMS untuk mengajak ku bertemu, dengan senang hati aku menerima ajakannya. Aku menggunakan jeans pendek dan kaos berwarna kuning di bawah lampu besar di kawasan Galaxi, ditempat itulah ternyata dia menyatakan perasaannya padaku, memintaku untuk kembali padanya dan memulai awal yang baru. Dengan melilitkan sebuah kalung berbentuk love, dan cara ia menyatakan perasaannya yang seperti disinetron-sinetron, aku seperti sedang berada di alam mimpi pada saat itu. Tanpa banyak kata aku memintanya untuk bangkit dari tundukannya dan aku langsung memeluknya, tentu saja dia mengerti baha itu adalahpertanda aku akan menerima cintanya. Kami resmi menjalin lagi hubungan kami pada malam itu.
Keseharianku begitu menyenangkan, perlakuannya yang seolah-olah menganggapku ratunya sangat menyentuh hatiku. Semua yang kami lakukan adalah perjalanan kisah cinta kami sampai pada saat ia berjanji padaku, “AKU AKAN SELALU DISAMPINGMU, ADA UNTUKMU, MEMBANTUMU, TEMPAT SANDARANMU. KITA TIDAK AKAN TERPISAH, TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. KARNA AKAU MENCINTAIMU”
Janji yang begitu indah diucapkannya, meskipun hanya tertulis di layar ponselku. Dia juga tidak pernah berhenti menyanjungku, memujiku setinggi langit. Semua kata-katanya seperti penyejuk kalbuku, penghilang rasa lelahku, penyemangatku, pelipur kesedihanku, dan obat untuk kesakitanku. Hingga saat dimana dia harus tetap melanjutkan hidupnya, dan itulah yang menjadikan alasannya untuk meninggalkanku
Malam itu, ketika aku tidak tau harus pergi kemana untuk menyembunyikan perasaanku, aku memutuskan untuk menginap ditempat kakakku. Sudah berhari-hari ia tak mengabariku bahkan berminggu-minggu,namun aku tetap menunggunya dengan sabar. Semakin lama semakin tak menentu
Hingga suatu malam disaat aku menginap ditempat kakakku, aku tak tahan lagi untuk menunggunya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengirimkannya sebuah sms perhatian yang seperti biasanya ku kirimkan. Setelah beberapa lama tak dijawab, akhirnya ia membalas “MAAFIN KAKAK UDAH NYUEKIN KAMU, KAKAK BENER-BENER HARUS FOKUS SAMA KERJAAN KAKAK, KAKAK MAU SERIUS KERJA DE, KAKAK HARAP KAMU NGERTI DAN BISA BERSIKAP DEWASA. DARIPADA KAMU TERUS-TERUSAN NUNGGU KAKAK YANG GA BISA SELALU ADA BUAT KAMU, LEBIH BAIK MULAI SEKARANG KITA SENDIRI SENDIRI DULU YA DE”. Semua airmata yang ku tahan selama ini akhirnya tumpah seketika sekaligus aku melempar ponselku karna aku begitu kecewa.
Entah apa yang harus ku tuliskan untuk membalas pesan yang telah menghancurkan hati, pikiran, dan hidupku,yang jelas pada saat itu aku hanya inhin bertemu dengannya dan mencabik-cabih seluruh tubuhnya seperti ia telah mencabik kehidupanku saat itu. Dengan tegar hati aku mengetik kata demi kata yang ku susun dengan rapi untuk menjawab pernyataan yang menyakitkan itu. “KENAPA HARUS BEGINI KAK? APA SALAH AKU ?”, ia menjawab “ KAKAK GAMAU SELALU NGECEWAIN KAMU DE, PLEASE NGERTIIN POSISI KAKAK, KAKAK JUGA HARUS MEMIKIRKAN MASA DEPAN KAKAK DAN JUGA KAMU. DE KAKAK JANJI, KALAU NANTI KAKAK UDAH SUKSES KAKAK AKAN DATENG KERUMAH KAMU, MELAMAR KAMU UNTUK JADI ISTRI KAKAK KE ORANGTUA KAMU. INI JANJI KAKAK, SEMOGA SUATU SAAT KITAKETEMU LAGI DI TEMPAT DAN KSEMPATAN YANG LEBIH BAIK..
Itulah pesan terakhir yang dikirimnya untukku, menyakitkan itulah yang dirasa hatiku, seperti mendapat sambaran petir jika mengingat keputusannya. Tapi setidaknya aku bisa menghibur diriku ketika aku mengingat janjinya untuk kembali lagi kesisi ku.
Setelah keputusan itu aku menjadi seorang wanita yang tertutup dan tidak banyak menanggapi setiap lelaki yang ingin menggantikan posisi nya. Di dalam hatiku, aku bersumpah tidak akan menjalin hubungan lagi dengan siapapun, kalaupun aku berhubungan lagi dengan lelaki lain aku tidak akan membiarkan ia menyentuh diriku sedikitpun karna aku tidak ingin aku kehilangan bayangan sentuhannya yang sedikit masih menempel ditubuhku.
Cinta ini benar-benar membunuhku perlahan, pelan tapi pasti semua yang ada di hidupku mulai melemah tanpanya, belum lagi aku akan menghadapi ujian akhir sekolah yang pasti membutuhkan konsentrasi penuh untuk mengerjakannya. Semua masalah bertubi-tubi menerpaku, hingga hari yang ditunggu tiba, aku harus berjuang menanggungjawabkan diriku kepada orangtuaku dengan nilai yang maksimal
Akhirnya aku dapat menyelesaikan ujianku dengan lancar, aku tinggal menunggu hasil dan bersiap untuk ke ujian selanjutnya. Di tengah-tengah pertarunganku melawan rasa sakit dan tanggung jawabku, aku dipertemukan dengan seorang laki-laki kharismatik yang ku temui di pasar malam dekat rumahku. Dia salah satu anggota karang taruna disekitar rumah baruku, sebelum aku memulai hubungan dengan Ardhian aku dan keluargaku memutuskan pindah kerumah yang baru kami beli sekitar setahun yang lalu. Disanalah aku bertemu dengan lelaki itu
Kami bertemu di sebuah pasar malam, tanpa banyak basabasi ia menghampiriku dan meminta nomor ponselku, aku merasa tidak dapat menolaknya, akhirnya aku memberikan nomor ponselku untuknya. Setiap hati ia mengirim sms untuk ku, tapi aku tidak pernah membalasnya karna ak tidak tertarik untuk berhubungan dengan lelak manapun.
Sampai akhirnya kami bertemu di salah satu rumah tetanggaku, awalnya aku tidak menyadari bahwa dia adalah lelaki yang meminta nomor ponselku dengan percaya dirinya, tapi setelah dia berkata” EH SOMBONG BANGET SI LO, SMS GUE GA PERNAH DIBALES BALES”, aku “SIAPA YA ?”, katanya “LUPA LO ? INI GUE YANG MINTA NOMORLO DI PM?, aku “OH”.. selanjutnya kami meneruskan percakapan kami di pesan singkat karna aku harus pergi membeli kado untuk menghadiri pesta pernikahan yang tidak lain adalahsaudara dari lelaki yang meminta nomorku itu.
Setelah beberapa kali berbalas pesan singkat, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke undangan pernikahan tersebut bersama, dengan hati yang mulai sedikit tertarik kepadanya aku mencoba untuk menyeimbangi logat berbicaranya yang amat sangat lucu . Sesudah menghaddiri acara pernikahan itu, kami terbilang makin akrab dan nyaman satusama lain, singkat cerita kami mulai tertarik pada pribadi masing-masing dan sepakat untuk memulai hubungan yang lebh dari sebelumnya.
Keseharian kami selanjutnya terasa lebih menarik dan berwarna, rutinitas yang kami lalui tidak beda halnya dengan remaja lainnya. Sampai suatu hari aku meminta bantuan kepadanya untuk menanyakan mengenai pengajar marawis di mushola tempat kami tinggal untuk meminjamkanku buku lagu-lagu marawis, tapi dia terlalu sibuk untuk bisa membantuku.  Ia hanya memberikan nomor telepon untuk aku menanyakan apa yang aku butuhkan. Akhirnya aku mencari tahu sendiri dengan menghubungi nomor yang ia berikan. Ini adalah salah satu yang aku benci darinya dan hubungan ini, semakin lama aku semakin merasa tidak dihargai olehnya
Aku mengirim pesan singkat untuk nomor yang ia berikan tanpa tau siapa dia dan siapa namanya, dengan modal nekat karna apa yang aku butuhkan benar-benar harus kudapatkan aku menanyakan langsung tentang apa yang aku maksud menghubunginya. Ramdhan.. itulah nama lelaki pengurus masjid itu, dunia memang begitu sempit, ternyata dia adalah lelaki yang pernah menaksir teman dekatku sewaktu di rumahku terdahulu.  Lelaki ini terlihat begitu alim dan baik, auranya yang sederhana dan apa adanya membuat aku betah berlama-lama mengganggunya saat ia sedang bekerja.
Semakin lama, semakin dalam
Mudah .. itulah kata yang tepat untuk menggambarkan seperti apa sifatku
Kami bercerita, bertukar pikiran, bergurau, bahkan terkadang kami terlihat seperti sepasang kekasih yang tidak henti berbalasan pesan singkat yang biasa di lakukan sepasang kekasih, sampai-sampai kami sendiri tidak sadar bahwa kami telah memiliki pasangan masing-masing.
Kedekatan kami membuat segalanya lebih mudah dan mulai terlihat indah, kami berencana untuk berjalan-jalan saat weekend, itulah saat dimana aku sadar bahwa aku sudah tertarik padanya. Perhatiannya dan rasa tulusnya yang membuat aku merasa betah berlama-lama dengannya. Hingga terfikir dibenakku ialah sosok yang sesungguhnya dapat menggantikan posisi orang itu.
Ia memberikan motivasi yang begitu kuat untuk ku, itulah yang sangat aku butuhkan saat ini. Satu minggu lagi aku akan menghadapi ujian nasional yang akan menentukan berhasil atau tidaknya aku dalam tingkatan ini,aku sudah tidak memikirkan apapun untuk saat ini selain aku harus berjuang.
Keadaan yang sulit mulai mendera kedekatan kami ketika kami benar-benar sadar bahwa kami sudah saling jatuh hati. Aku milik sepupunya dan dia milik wanita lain. Itu membuatku kembali diposisi yang menyakitkan, singkat dari kisah ini kami memutuskan untuk mengakhiri kisah dengan pasangan kami masing-masing dan memulai hubungan baru yang entah itu hubungan seperti apa.
Aku berada diposisi yang serba salah, membiarkan ia tetap bersama pasangannya namu aku terluka atau aku mempertahankan kenyamanan kami tapi pasangan kami terluka. Aku dan dia memiliki kisah yang sama, sama-sama tidak di anggap dan selalu diabaikan oleh masing-masing pasangan kami. Itulah yang membuat kedekatan kami begitu terasa searah dan sejalan
Hingga saat ini aku masih menjalin hubungan dengannya, terasa begitu sangat indah
Dia sangat menyayangiku, menjagaku, memahamiku,
Dia selalu ingin yang terbaik untukku
Aku menyayanginya, begitu menyayanginya..... love you aaadhan

THE END....
Inilah kisahku dengan berbagai macam likaliku romantika remaja,
Aku berterimakasih kepada kedua orangtuaku yang bgitu banyak memberiku cinta, kepada adik dan kakakku yang aku cintai
Kepada semua mantan pengisi hatiku, terutama yang amat memberi luka yang tak akan pernah bisa dilupakan
Dan yang terkasih untuk kekasih hatiku yang selalu menemaniku disaat susah hingga senang.
NUR AISAH NASUTION
16 NOPEMBER 1993

Tidak ada komentar:

Posting Komentar