Cerita ini aku alami semasa aku
duduk di bangku SMP
Aku memiliki hubungan dengan
salah satu senior ku, Ardhian namanya
Awalnya kami hanya berteman,
memiliki hubungan dekat karna kami sama-sama anggota pramuka di sekolah kami.
Suatu hari sekolah kami akan mengadakan camping dalam rangka jambore nasional,
seluruh sekolah setingkat di bekasi akan ikut serta dalam camping tersebut.
Hari itu aku bersiap-siap
mengkemas perlengkapan yang akan ku bawa. Kami akan menginap selama 3 hari
disebuah tenda yang akan kami dirikan unttuk masing-masing kelompok kami.
Setibanya di area perkemahan, dengan segera
aku dan teman-teman lainnya mendirikan tenda dengan di bantu oleh team Elang
(team laki-laki dari sekolah kami). Setelah rampung, kami bersiap-siap untuk
melanjutkan kegiatan perlombaan yang disiapkan para panitia jambore. Entah
kebetulan atau memang rancangan, ternyata aku dan ka Ardhian mengikuti
perlombaan yang sama, yaitu sandi morse. Selama mengikuti lomba kami
berbisik-bisikan untuk mencocokkan jawaban kami satu sama lain, sesekali kami
ditegur oleh kakak panitia karna kami cekikikan dengan suara yang cukup keras,
karna kami berdua tidak tau bahwa kami ada di dalam satu perlombaan yang sama.
Perlombaanpun berakhir dengan canda gurau kami, tidak terasa waktu senja telah
tiba kami bergegas untuk membersihkan diri, shalat, lalu makan sore.
Saat sedang menikmati makan sore,
tiba-tiba aku di datangi kakak senior di team ku. Ka Amrina, dia adalah salah
satu senior ku juga yang ternyata teman sekelas dari ka Ardhian. Kami
berbincang-bincang basa basi selama beberapa menit karna kami belum begitu
mengenal satu sama lain. Di tengah-tengah pembicaraan kami, ka Amrina menanyakan tentang ka Ardhian, dia
menanyakan kedekatanku dengan ka Ardian karna trnyata diam-diam dia
memperhatikan kami. Tidak banyak yang ku ceritakan, hanya sebatas yang ku tau
pada saat kami mengikuti perlombaan sandi morse tadi sore. Perbincangan itu
berhenti begitu saja karna kami harus bergegas menyelesaikan makan sore kami
untuk melanjuti kegiatan malam hari.
Di malam pertama ku disana,
ternyata tidak seperti yang ku bayangkan. Perkemahan yang awalnya penuh canda
tawa dan keriangan berubah ketika malam datang. Banyak siswa darisekolah lain
yang berteriak-teriak histeris tanpa sebab, aku semakin merasa ingin cepat
pulang kerumah karna merasa sudah tidak nyaman di malam pertama ini. Untuk
mengaihkan perhatian dari suasana yang menyeramkan aku dan team ku bersama team
elang berkumpul di tengah-tengah tenda dan bernyanyi bersama-sama, walaupun
tetap ada perasaan takut tapi dengan adanya team elang di tenda, kami merasa
sedikit lebih aman.
Hmm..
Terlebih karna aku sedang menyukai
salah satu anggota dari team seniorku itu. Ka Dwi.. dialah laki-laki yang telah
menarik perhatian ku, tidak tampan, tidak pula buruk. Aku menilainya seperti
lelaki multifungsi, dia begitu aktif baik disekolah maupun di luar sekolah,
sosoknya yang cuek dan tidak begitu bersahabat membuat ku begitu penasaran
padanya. Belum lagi, kakak ku dengan kakaknya ternyata bersahabat dekat dan
mereka berencana menjodohkan kami. Ahhh bahagianya aku sewaktu itu......
Hari telah berganti ...
Hari ke-2 di perkemahan, suasana mencekam tadi malam hilang
seketika ketika fajar telah muncul di peradabannya.
Aktivitas pagi hari ini adalah
senam bersama, aku begitu semangat mengikutinya
Senam memang adalah salah satu
hoby ku sejak sekolah dasar. Dengan semangat kami semua menggerak-gerakkan
badan hingga berkeringat, setelah ativitas senam selesai kami diberikan waktu untuk
membersihkan diri dan masak untuk sarapan. Ketika sedang mengantri menunggu
giliran masuk kamar mandi, tiba-tiba ka Ardhian menghampiri ku dengan
membawakan aku sebotol minuman. Kami berbincang-bincang mengenai kesan-kesan
berkemah, maklum ini adalah pengalaman pertama ku. Akhirnya perbincangan kami
terhenti karna aku harus segera membersihkan diriku.
Setelah selesai membersihkan diri
dan sarapan, aku siap untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kegiatan demi
kegiatan kami ikuti dengan bahagia, hingga tak terasa senja telah tiba.
Hari ke-3 adalah hari terakhir
kami di perkemahan
Malam puncak dimana akan ada
kegiatan api unggun, inilah kegiatan
yang ditunggu-tunggu oleh setiap anggota pramuka ketika berkemah. Kami
bernyanyi, bermain game, dan bahkan ada anggota lain yang menyatakan perasaan
pada anggota lain yang mereka taksir. Semua begitu indah, seindah perasaan ku
pada ka Dwi, meskipun dia tetap pada sifatnya yang cuek dan dingin.
Fajar tiba, waktunya kami
bersiap-siap pulang kerumah
Sebelum pembubaran perkemahan,
kami mengadakan apel penutupan sekaligus untuk mengumumkan pemenang dari
masing-masing lomba. Ketika pembacaan pemenang lomba sandi morse, hati ku begitu
berdegup, tapi ternyata team ku kalah dari team elang yangmendapat peringkat
ke-2. Kesaal.. itulah perasaan ku saat itu, tapi bagaimanapun aku tetap bangga
pada team satu sekolah ku karna dapat menyabet banyak kemenangan. Kepulangan
kami begitu dibanggakan para guru disekolah, kami begitu bangga dengan kerja
keras kami.
Setibanya dirumah, aku terus
memikirkan lelaki itu. Aku merasa harus mendapatkannya, bagaimanapun caranya,
dengan bermodalkan informasi dari kakak ku yang didapatkan dari ka Widya yang bukan
lain adalah kakak dari kak Dwi aku memberanikan diri untuk meneleponnya.
Singkat cerita ka Dwi menolakku secara halus, dan mencoba mendekatkan ku pada
temannya yang bukan lain adalah ka Revan. Lelaki itu cukup menarik, tak jauh
berbeda dengan ka Dwi yang multifungsi.
Kami berdekatan, dia begitu
perhatian karna diam-diam selama ini ternyata dia memperhatikanku. Tidak
berfikir panjang kami langsung meresmikan hubungan kami. Hari-hari begitu
menyenangkan, sampai saatnya aku merasa ka Ardhian bersikap aneh pada ku, dia
menjauhiku sejak dia tau aku memiliki hubungan dekat dengan sahabatnya. Aku
tidak terlalu peduli, karna saat itu aku sedang menikmati hubungan ku dengan ka
Revan
Sampai suatu hari aku mendengar
ka Revan memiliki hubungan dekat dengan ka Arya yang merupakan manta pacar ka
Revan sebelum bersama ku. Aku begitu hancur mengetahuinya, dengan rasa bersalah
ka Arya meminta maaf kepada ku karna telah menghancurkan hubngan ku dengan ka
Revan. Setelah perpisahan itu, aku sedikit menutup diriku kepada lelaki sampai
saat ka Ardhian kembali memperhatikan ku. Kami menyambung kedekatan kami
setelah aku melupakan kedua lelaki yang telah menyakiti perasaan ku, dia
menghiburku, memberikanku perhatian yanglebih. Kami sering pulang sekolah
bersama, istirahat bersama, sampai kami sering keluar bersama saat weekend
sekolah.
Kedekatan ini menyembuhkan luka
di hatiku, perlahan tapi pasti ka Ardhian memberikan semangat baru di masa
puber ku. Keseharian kami begitu menyenangkan, akupun tak menyangka kalau ka
Ardhian adalah sosok yang begitu humoris, charming, dan menarik, aku rasa aku mulai jatuh hati padanya, dan
aku berharap dia memiliki perasaan yang sama terhadapku. Setelah berjalan
hampir satu bulan aku mulai menemukan titik terang tentang hubungan kedekatan
ku, ternyata dia juga menyukaiku. Akhirnya kami resmi berpacaran pada tanggal
03 September 2005
Hubungan kami terjalin begitu
baik dan menyenangkan, hanya saja kami berdua sama-sama lebih pemalu
dibandingkan dulu sewaktu masih berteman. Keseharian kami hanya dilewatkan
dengan berkomunikasi melalui surat yang dikirim melalui campur tangan teman dan
tukang es jeruk di sekolah kami. Setiap aku akan mengirimkan sura untuknya, aku
akan menitipkannya di abang tukang es jeruk tersebut, begitu pula dengannya
untuk membalas suratku. Sebulan, duabulan, tigabulan, sampai tak terasa hubugan
kami memasuki waktu limabulan dan maasih tetap kami melakukan komunikasi dengan
cara yang sama seperti dulu-dulu dan itu tidak masalah bagiku.
Hingga masuk pada waktu
enambulan, dimana bulan itu adalah bulan Februari bulan yang disebut-sebut sebagai bulan kasih sayang.
Sebelumnya aku belum pernah mengingat apa lagi merayakan hari valentine, karna
aku belum memiliki orang yang spesial di hatiku tapi sekarang itu semua berubah
ketika aku bersama ka Ardhian. Ternyata dia sudah mempersiapkan sebuah hadiah
untuk ku, sebungkus coklat dengan pita yang begitu manis,aku begitu bahagaia
meskipun dia tidak memberikannya langsung padaku karna seperti biasa dia
menitipkannya ke abang es jeruk di sekolahku.
Bersamaan dengan bulan kasih
sayang, bulan ini juga adalah bulan kelahiran ka Ardhian. Tentu saja aku akan
menyiapkan sebuah kado spesial untuknya. Sebuah dompet bertuliskan Linkin Park
adalah pilihanku untuk ku berikan padanya. Linkin Park adalah salah satu band
favoritnya pada saat itu.
Bulan Februari telah berlalu
dengan begitu banyak kebahagiaan, begitu pula bulan Maret. Memasuki bulan
April, inilah awal-awal kebosananku terhadap hubungan ini. Hubungan yang
didalamnya hanya ada kemalu-maluan, surat-suratan, tanpa ada perubahan. Pada
saat itupula ada seorang laki-laki teman sekelas ku yang memberi perhatian
lebih pada ku, dia begitu perhatian mengantarku pulang dan menjemputku, Shandy
namanya. Tidak jauh lebih baik dari ka Ardhian tapi dia bisa lebih mengerti
keinginanku. Tanpa berfikir panjang aku memulai sebuah hubungan baru dengan
Shandy tanpa di ketahui oleh ka Ardhian, tapi tak lama berselang sejak aku
menerima cinta Shandy ka Ardhian datang dengan teman-temannnya dan langsung
menghampiri kami berdua. Ka Ardhian menyapa ku dengan dingin,ini pertama
kalinya dia menyentuhku setelah 8 bulan kami berhubungan, sesaat setelah ia
menghampiriku dan mengajak ku berbicara, Shandy telihat bingung dan
bertanya-tanya tanpa beberapa lama Shandy langsung menyeret tangan ku ke
sampingnya, dan bertanya pada ku ada hubungan apa aku dengan ka Ardhian,
sebelum aku menjawab ka Ardhian sudah terlebih dahulu memperkenalkan dirinya.
Wajah Shandy terlihat merah memanas antara marah pada pernyataan ka Ardhian dan
kecewa terhadapku, begitu pula sebaliknya ketika Shandy mengenalkan dirinya
kepada ka Ardhian. Disaat itu aku begitu kebigungan harus berkata jujur kepada
siapa, karna keduanya kini terlihat ingin melenanku dengan kemarahannya, tapi
sebelum aku dapat berbicara satu patah katapun tiba-tiba Shandy melayangkan
pukulan tepa di rahang sebelah kanan ka Ardhian, aku begitu histeris melihatnya
tanpa berkata-kata aku langsung menarik ka Ardhian untuk menjauh dari Shandy.
Didalam ruangan itu aku meminta maaf padanya, aku mengatakan semua isi hatiku
bahwa aku telah bosan dengan hubungan yang tidak pernah ada perubahan. Ia
mengerti, tapi tetap tak bisa memaafkanku, ia meninggalkanku diruangan itu
dengan pelukan yang pertama dan yang terakhirnya, aku begitu tersedu karna rasa
bersalahku.
Keesokan harinya setelah
peristiwa itu, hubungan ku dengan ka Ardhian terasa semakin hambar, ia tak
pernah mengirimiku surat, tak pernah menitip salam untukku, tak pernah
menungguku pulang, dan tak pernah lagi bertemu denganku. Aku begitu cemas memikirkan
apa yang ia pikirkan untuk hubungan kami, sampai saat istirahat sekolah seorang
temannya datang menghampiriku dengan membawa sebuah rekaman suara yang ternyata
itu adalah suara ka Ardhian yang memutuskan untuk menyudahi hubungan kami.
Mendengar rekaman itu rasanya kakiku tak mampu lagi menopang tubuhku yang
hampir tumbang karna keputusan ini, tapi aku sadar ini memang kesalahanku tanpa
meminta penjelasan terhadap keputusannya, kami memutuskan untuk menyudahi saja
semua kebersamaan kami.
Menjalani hari-hari selanjutnya
tanpa kehadiran ka Ardhian, itu sulit bagiku. Menghilangkan semua kebiasaan
saat dulu bersama merupakan hal terberat pada saat itu, tapi hari-hari
terlewati begitu saja karna aku memutuskan untuk memperpadat kegiatan
sehari-hariku agar menyibukkanku untuk mempercepat proses move on ku. Setelah
beberapa waktu kami berpisah, aku mendengar bahwa kaArdhian telah menjalin
hubungan lagi dengan teman satu angkatannya, ka Winda namanya. Dia memang
adalah satu-satunya perempuan yang sangat menginginkan ka Ardhian sejak dulu
sebelum bersamaku bahkan sampai saat ini, jadi aku tidak merasa heran kalau
pada akhirnya ka Ardhian memilih untuk memberikan kesempatan untuknya. Walaupun
kabar itu begitu menyayat perasaanku, aku tetap pada pendirianku untuk tidak
lagi menjalin hubungan dengan senior disekolah.
Kabar itu semakin lama semakin
membuat telingaku serasa terbakar, maklum saja aku dan ka Ardhian dulu adalah
best couple di sekolah kami, jadi ketika kabar putusya hubungan kami beredar
itu menjadi perbincangan paling menarik bagi siswa lain dan setelah ada lagi
pemberitaan tentang hubungan ka Ardhian dengan ka Winda itu juga menjadi topik
yang begitu sayang untuk tidak di perbincangkan bagi mereka, jadi tidak perlu
aku mencari tau tentang gosip itu karna berita itu akan datang dengan
sendirinya sampai ketelingaku.
Setelah aku benar-benar tau dan
meyakini bahwa mereka telah menjalin hubungan khusus, perasaan ku tiba-tiba
berubah menjadi begitu membenci ka Ardhian terlebih pada wanita itu. Aku
benar-benar merasa sudah tidak mengenalnya lagi
sejalan dengan sadarnya aku terhadap semua tingkah lakunya saat ini. Dia
menjadi perokok, terlihat seperti anak tidak diurus, sering keluar dari sekolah
malam hari, bahkan aku pernah memergokinya berciuman dengan wanita itu. Sungguh
itu semua semakin membulatkan tekatku untuk benar-benar melupakannya.
Kegiatanku benar-benar begitu
menyibukkanku, tidak terasa sudah akhir tahun. Sebentar lagi siswa kelas akhir
akan mengikuti ujian nasional untuk menentukan kelulusan atau tidaknya, semua
siswa kelas 3 mempersiapkan diri dengan educational, emotional, dan spiritual
yang diberikan oleh guru. Ketika akupun sedang menyiapkan diri untuk mengikuti
ujian kenaikan kelas ku, aku telah disadari oleh seorang sahabatku tentang seorang
senior yang ternyata sedari dulu telah menjadi pengagum rahasiaku. Lelaki itu
bernama ka Hizkia, ia terkenal sebagai kapten ekskul band di sekolahku,
perawakannya yang kurus, rambutnya yang jabrik, dan sifat keromantisannya yang
begitu digemari siswa lain itulah yang menjadi daya tariknya sebagai pemain
band. Ia juga adalah teman dekat dari ka Ardhian, dan ternyata sebelum aku
mengetahui tentang hal ini ka Ardhian telah lebih dulu mengetahuinya. Aku
memutuskan untuk mencoba dekat dengannya
tanpa terikat hubungan apapun selain berteman, ternyata kebaikannya
telah meluluhkan hati ku dan mampu mengisi kekosongan dihatiku yang telah lama
tidak dihiasai dengan perasaan kasmaran. Kami menjalin hubungan dengan
kepura-puraan karna niat ku hanya ingin membuktikan pada ka Ardhian bahwa aku
sudah benar-benar melupakannya. Hubungan kami tidak berjalan lama karna
ketidakcocokan dan keegoisan satusama lain. Akhirnya kami memutuskan hubungan
kami begitu saja.
Setelah berakhirnya hubunganku
dengan ka Hizkia, aku lebih merasa ingin menunjukkan lagi kepada ka Ardhian
siapa aku sebenarnya. Akhirnya aku menjalin hungan lagi dengan Teddy yang satu
tahun lebih muda dibawahku, kedekatan kami berawal dari kegiatan ekskul
disekolah yang tanpa disengaja semua ekskul yang aku pilih ternyata iapun ada
didalamnya. Kami latihan pencak silat, pramuka, dan marawis. Awalnya ia hanya
mengambil ekskul pencak silat, entah karna apa ia memutuskan untuk ikut
bergabung pula di pramuka dan marawis yang sebenarnya marawis adalah sebuah grup
vokal yang diiringi pukulan gendang-gendangan dengan menyanyikan lagu-lagu
islam, sedangkan Teddy adalah seorang nonmuslim.
Kedekatan kami di kegiatan ekskul
juga kesamaan hoby membuat kami semakin dekat dan akhirnya menjalin hubungan.
Kesehariankami , kami habiskan dengan kesamaan kegiatan kami. Hubungan ku kali
ini agak sedikit nyentrik dar yang sebelum-sebelumnya karna aku memutuskan
untuk berhubungan dengan anak yang umurnya lebih muda dari ku. Mungkin karna
itupula hungan kami tidak berjalan begitu lama, hanya hitungan beberapa bulan
karna banyak pihak yang mengusik hubungan kami.
Setelah kembali putusnya
hubunganku dengan Teddy, aku semakin merasa menggila untuk memiliki hubungan
lagi dengan lelaki lain. Kali ini Joshua teman sekelasku yang bukan lain adalah
adik dari ka Hizkia. Cerita hubunganku dengannya tidak jauh berbeda dengan
cerita ka Hizkia, entah mungkin karna mereka saudara jadi memiliki sifat dan
sikap yang serupa. Akhirnya aku berkelana lagi mencari seseorang yang dapat
menarik perhatianku, aku bagaikan seorang “mafia pemburu lelaki”. Azhari adalah
kisah terakhirku sampai hari kelulusan tiba. Sampai saat hari kelulusan aku dan
ka Ardhian sudah tidak pernah lagi berkomunikasi, bertegur sapa, bahkan
berpapasan. Kami berdua benar-benar mengubur dalam-dalam kisah masalalu kami.
Hari berganti hari, bulan
berganti bulan dan tahunpun juga berganti
Ini awal mula kisahku di SMK
Mengawali kisah ku di SMK, aku
segera memulai perubahan didiriku. Penampilan, sikap dan sifatku, serta cara
berpikirku. Semua berjalan begitu baik dengan segala keindahan metamorfosisku
dari puber menjadi remaja, juga segala romansa persahabatan dan percintaan di
fase ini. Aku menikmati segala yang di anugerahkan kepadaku, sahabat dan
tambatan hati yang menurut sebagian remaja lainnya “ga punya cowo ga jaman”,
itulah yang membuatkumulai berkelana lagi di awal perubahanku.
Novan, Niko,
Andri,....,.....,......, sampai ketambatan hati yang berkesan
Bang Adi
Dia adalah seorang laki-laki yang
ku temui di sekitar lingkungan rumah baruku, daya tariknya membuatku terpesona
pada pertama kali berbincang dengannya.Hubungan kami berjalan cukup lama,
dengan lika-liku putus nyambung ala anak jaman sekarang. Perbedaan pendapat,
keegoisan, dan sikapnya yang over protektif yang membuatku beribu-ribu kali
berfikir ulang untuk melanjutkan lagi hubunganku dengannya sampai saat kejadian
yang tak terduga terjadi. Aku memiliki aku Facebook yang dapat memudahkanku
mencari lebih banyak teman, suatu hari aku melihat list daftar permintaan
pertemanan di akunku ada seseorang yang sepertinya ku kenal meminta konfirmasi
pertemanan, ternyata ka Ardhian. Dialah orangnya, setelah aku memastikannya di
album fotonya. Ya Allahh.. hatiku berdegup begitu kencang, dengan
berdebar-debar aku melihat gambarnya yang begitu berbeda, wajar saja kami telah
hilang kontak selama hampir 3 tahun dan kini dipertemukan lagi di jalan yang
tidak disangka-sangka. Perasaan lama muncul disaat aku masih menjalin hubungan
dengan Adi. Salahkah aku ??
Keesokan harinya setelah aku
mengkonfirmasi permintaan pertemanan darinya, aku membuka akunku berharap ada
pesan atau sekedar post say hello darinya. Benar saja dugaanku, ia mengirimkan post
yang bertuliskan “hay, ini aisah ya ? apa kabar ? udah lama ga ketemu ! sekolah
diman ?”. Ya Tuhaan ku, apa yang harus aku tuliskan untuk membalas pesan
singkat darinya ?. Hatiku terasa campur aduk, antara senang, kesal, sedih, dan
benci
Aku senang karna ternyata dia
masih mengingatku, masih ingin tau kabarku, dan bukan tidak mungkin dia
merindukan sosokku. Aku sedih karna dia datang
disaat yang tak tepat, meskipun aku tidak tau apa maksud dan tujuannya
muncul kembali ke kehidupanku. Aku benci ketika aku mengingat kisah ku
dengannya 3 tahun yang lalu. Aku membalas pesannya dengan hati-hati tanpa ingin
melukai pihak manapun termasuk mungkin seseorang yang saat ini bersamanya, kami
berbincang-bincang seperti seseorang yang baru mengenal tanpa menyinggung
tentang kisah kami dulu sedikitpun. Seiring dengan komunikasi kami yang
terjalin kembali, kabar hubunganku dengan Adi nyatanya bukan makin membaik,
entah karna apa aku rasa aku mulai jengah dengan segala tingkah lakunya.
Sebelum aku dan ka Ardhian
melangkah ke hubungan yang mungkin saja lebih jauh dari ini, aku memutuskan
untuk mengakhiri saja hubunganku dengan Adi, bukan karna ka Ardhian atau pihak
manapun yang sering dituduhkan oleh Adi semua itu adalah real keputusanku untuk
tidak menyakiti siapapun begitu pula dengan ka Ardhian. Aku bertanya dengan
hati yang begitu takut kecewa apakah ia sedang memiliki seseorang dihatinya ?,
karna kalau benar, secara tidak langsung aku akan menyakiti perasaan wanita itu
dan aku tidak ingin hal itu terjadi, sebaliknya jika tidak .. itulah sebenarnya
yang ku harapkan.
Terdengar bodoh dan munafik tapi
begitulah keadaan hatiku sebenarnya pada saat itu. Kenyataan yang
menggembirakanlah yang ku dapat, ternyata ka Ardhian sedang tidak dekat dan
menjalin hubungan dengan wanita manapun. Oh... sungguh seperti memiliki
semangat hidup yang lebih saat aku mengetahui itu, meskipun belum tentu apa yang
diharapkan hatikulah yang terjadi. Kirim kiriman pesan singkat masih terus
terjadi dengan melontarkan berbagai pertanyaan baik dariku ataupun darinya.
Sampai saat ini hanya komunikasi seperti ini yang kami lakukan, akupun tidak
cukup bernyali untuk menanyakan nomor ponselnya pada saat itu tapi entah kami
memiliki perasaan yang sama atau karna apa, ternyata ka Ardhian mulai merasa
kalau komunikasi seperti ini akan sulit terjalin dengan baik karna
masing-masing dari kami tidak selalu online disaat yang bersamaan. Akhirnya, ia
mengakhiri balasan pesan singkatnya dengan meminta nomor ponselku. Hmm... aku
seperti mimpi.
Awal perbincangan kami di SMS terasa begitu
canggung, masing-masing dari kami hanya menanyakan hal yang sama seperti di
akun facebook kami. Di tengah-tengah perbincangan kami, ka Ardhian menanyakan
tentang mantan-mantan pacarku, aku menjawab dengan terperinci dan hati-hati.
Setekah perbincangan berjaln cukup lama, ka Ardhian menawariku untuk
mengantarku ke sekolah. Aku terkejut dan tidak menyangka akan secepat itu dia
mau bertemu denganku, tanpa berfikir panjang aku langsung menyetujui
penawarannya.
Siang hari itu, aku menunggu nya
dengan hati yang berdegup kencang, nilah pertama kalinya kami bertemu kembali
setelah hampi 4 tahun tidak bertemu. Akhirnya ia tiba ditempat kami berjanjian,
aku jalan perlahan dengan dandan polpolan untuk bertenu dengannya, hati serasa
digeduk-geduk deperti bedug saat malam takbiran. Ennngg ingggg engggg.. jengg
jeeennggggg ... inilah dia lelaki yang telah membuat aku gila.
Pertemuan pertama yang singkat
ini membuatku seperti orang yang kehilangan kesehatan, kegirangan,
lompat-lompatan, dan uring-uringan dengan suasana hati seperti di jatuhi durian
runtuh. Aku sudah sempat mengenalkan ka Ardhian pada sahabatku Vina, karna
selama ini Vina hanya tau cerita tentang ka Ardhian tanpa tau seperti apa wujud
ka Ardhian yang sebenarnya. Mungkin tak perlu aku jabarkan bagaimana setujunya
sahabatku Vina atas pujian-pujian yang
aku lontarkan untuk menilah sifat, sikap, dan penampilan ka Ardhian sekarang.
Sabtu malam minggu nanti
kebetulan sahabatku Vina akan merayakan hari ulangtahunnya, seperti biasa aku
dan gengk ku akan datang dengan pasangannya masing-masing. Aku berfikir dengan
keras kira-kira siapa lelaki yang akan aku ajak ke acara hari spesial sahabatku
itu. Dalam perbincangan kami di SMS, aku menceritakan tentang kebingunganku,
tanpa diduga ka Ardhian menawarkan diri untuk ikut menghadiri undangan itu. Aku
tertawa lebar dengan sebuah kepuasan yang sangat amat karna aku tak harus
mengajaknya secara terus terang untuk pergi keluar bersamaku, dengan hati
yang gembira aku berdandan sesempurna
mungkin. Dress coklat adalah pilihan ku untuk pergi part kedua bersamanya,
setibanya disana semua mata tertuju padaku dan dia maklum karna aku baru
mengenalkan ka Ardhian pada sahabatku Vina.
Akhirnya acara berakhir dengan
meriah, para teman-teman undangan sudah berpamitan pulang tinggal aku ka
Ardhian Vina dan pacarnya. Aku dan ka Ardhian diminta untuk pulang terakhir
untuk membantu Vina membuka kado demi kado yang diberikan teman-teman undangan.
Ini adalah momen yang paling menggetarkan hatiku karna pada saat ak membantu
sahabatku ka Ardhian duduk disampingku dengan memangkukudengan mesra.
Malam itu begitu indah bagiku,
akan lebih indah lagi jika kami bisa memulai kisah yang tertunda dulu dengan
suasana yang baru seperti sekarang. Hari demi hari kedekatan kami makin terasa
intim dan ini mulai mengganggu pikiranku.
Suatu hari dia mengirimku SMS
untuk mengajak ku bertemu, dengan senang hati aku menerima ajakannya. Aku
menggunakan jeans pendek dan kaos berwarna kuning di bawah lampu besar di
kawasan Galaxi, ditempat itulah ternyata dia menyatakan perasaannya padaku,
memintaku untuk kembali padanya dan memulai awal yang baru. Dengan melilitkan sebuah
kalung berbentuk love, dan cara ia menyatakan perasaannya yang seperti
disinetron-sinetron, aku seperti sedang berada di alam mimpi pada saat itu.
Tanpa banyak kata aku memintanya untuk bangkit dari tundukannya dan aku
langsung memeluknya, tentu saja dia mengerti baha itu adalahpertanda aku akan
menerima cintanya. Kami resmi menjalin lagi hubungan kami pada malam itu.
Keseharianku begitu menyenangkan,
perlakuannya yang seolah-olah menganggapku ratunya sangat menyentuh hatiku.
Semua yang kami lakukan adalah perjalanan kisah cinta kami sampai pada saat ia
berjanji padaku, “AKU AKAN SELALU DISAMPINGMU, ADA UNTUKMU, MEMBANTUMU, TEMPAT
SANDARANMU. KITA TIDAK AKAN TERPISAH, TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. KARNA AKAU
MENCINTAIMU”
Janji yang begitu indah
diucapkannya, meskipun hanya tertulis di layar ponselku. Dia juga tidak pernah
berhenti menyanjungku, memujiku setinggi langit. Semua kata-katanya seperti
penyejuk kalbuku, penghilang rasa lelahku, penyemangatku, pelipur kesedihanku,
dan obat untuk kesakitanku. Hingga saat dimana dia harus tetap melanjutkan
hidupnya, dan itulah yang menjadikan alasannya untuk meninggalkanku
Malam itu, ketika aku tidak tau
harus pergi kemana untuk menyembunyikan perasaanku, aku memutuskan untuk
menginap ditempat kakakku. Sudah berhari-hari ia tak mengabariku bahkan
berminggu-minggu,namun aku tetap menunggunya dengan sabar. Semakin lama semakin
tak menentu
Hingga suatu malam disaat aku
menginap ditempat kakakku, aku tak tahan lagi untuk menunggunya. Akhirnya aku
memberanikan diri untuk mengirimkannya sebuah sms perhatian yang seperti
biasanya ku kirimkan. Setelah beberapa lama tak dijawab, akhirnya ia membalas
“MAAFIN KAKAK UDAH NYUEKIN KAMU, KAKAK BENER-BENER HARUS FOKUS SAMA KERJAAN
KAKAK, KAKAK MAU SERIUS KERJA DE, KAKAK HARAP KAMU NGERTI DAN BISA BERSIKAP
DEWASA. DARIPADA KAMU TERUS-TERUSAN NUNGGU KAKAK YANG GA BISA SELALU ADA BUAT
KAMU, LEBIH BAIK MULAI SEKARANG KITA SENDIRI SENDIRI DULU YA DE”. Semua airmata
yang ku tahan selama ini akhirnya tumpah seketika sekaligus aku melempar
ponselku karna aku begitu kecewa.
Entah apa yang harus ku tuliskan
untuk membalas pesan yang telah menghancurkan hati, pikiran, dan hidupku,yang
jelas pada saat itu aku hanya inhin bertemu dengannya dan mencabik-cabih
seluruh tubuhnya seperti ia telah mencabik kehidupanku saat itu. Dengan tegar
hati aku mengetik kata demi kata yang ku susun dengan rapi untuk menjawab
pernyataan yang menyakitkan itu. “KENAPA HARUS BEGINI KAK? APA SALAH AKU ?”, ia
menjawab “ KAKAK GAMAU SELALU NGECEWAIN KAMU DE, PLEASE NGERTIIN POSISI KAKAK,
KAKAK JUGA HARUS MEMIKIRKAN MASA DEPAN KAKAK DAN JUGA KAMU. DE KAKAK JANJI,
KALAU NANTI KAKAK UDAH SUKSES KAKAK AKAN DATENG KERUMAH KAMU, MELAMAR KAMU
UNTUK JADI ISTRI KAKAK KE ORANGTUA KAMU. INI JANJI KAKAK, SEMOGA SUATU SAAT
KITAKETEMU LAGI DI TEMPAT DAN KSEMPATAN YANG LEBIH BAIK..
Itulah pesan terakhir yang
dikirimnya untukku, menyakitkan itulah yang dirasa hatiku, seperti mendapat
sambaran petir jika mengingat keputusannya. Tapi setidaknya aku bisa menghibur
diriku ketika aku mengingat janjinya untuk kembali lagi kesisi ku.
Setelah keputusan itu aku menjadi
seorang wanita yang tertutup dan tidak banyak menanggapi setiap lelaki yang
ingin menggantikan posisi nya. Di dalam hatiku, aku bersumpah tidak akan
menjalin hubungan lagi dengan siapapun, kalaupun aku berhubungan lagi dengan
lelaki lain aku tidak akan membiarkan ia menyentuh diriku sedikitpun karna aku
tidak ingin aku kehilangan bayangan sentuhannya yang sedikit masih menempel
ditubuhku.
Cinta ini benar-benar membunuhku
perlahan, pelan tapi pasti semua yang ada di hidupku mulai melemah tanpanya,
belum lagi aku akan menghadapi ujian akhir sekolah yang pasti membutuhkan
konsentrasi penuh untuk mengerjakannya. Semua masalah bertubi-tubi menerpaku,
hingga hari yang ditunggu tiba, aku harus berjuang menanggungjawabkan diriku
kepada orangtuaku dengan nilai yang maksimal
Akhirnya aku dapat menyelesaikan
ujianku dengan lancar, aku tinggal menunggu hasil dan bersiap untuk ke ujian
selanjutnya. Di tengah-tengah pertarunganku melawan rasa sakit dan tanggung
jawabku, aku dipertemukan dengan seorang laki-laki kharismatik yang ku temui di
pasar malam dekat rumahku. Dia salah satu anggota karang taruna disekitar rumah
baruku, sebelum aku memulai hubungan dengan Ardhian aku dan keluargaku
memutuskan pindah kerumah yang baru kami beli sekitar setahun yang lalu.
Disanalah aku bertemu dengan lelaki itu
Kami bertemu di sebuah pasar
malam, tanpa banyak basabasi ia menghampiriku dan meminta nomor ponselku, aku
merasa tidak dapat menolaknya, akhirnya aku memberikan nomor ponselku untuknya.
Setiap hati ia mengirim sms untuk ku, tapi aku tidak pernah membalasnya karna
ak tidak tertarik untuk berhubungan dengan lelak manapun.
Sampai akhirnya kami bertemu di
salah satu rumah tetanggaku, awalnya aku tidak menyadari bahwa dia adalah
lelaki yang meminta nomor ponselku dengan percaya dirinya, tapi setelah dia
berkata” EH SOMBONG BANGET SI LO, SMS GUE GA PERNAH DIBALES BALES”, aku “SIAPA
YA ?”, katanya “LUPA LO ? INI GUE YANG MINTA NOMORLO DI PM?, aku “OH”..
selanjutnya kami meneruskan percakapan kami di pesan singkat karna aku harus
pergi membeli kado untuk menghadiri pesta pernikahan yang tidak lain
adalahsaudara dari lelaki yang meminta nomorku itu.
Setelah beberapa kali berbalas
pesan singkat, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke undangan pernikahan
tersebut bersama, dengan hati yang mulai sedikit tertarik kepadanya aku mencoba
untuk menyeimbangi logat berbicaranya yang amat sangat lucu . Sesudah
menghaddiri acara pernikahan itu, kami terbilang makin akrab dan nyaman
satusama lain, singkat cerita kami mulai tertarik pada pribadi masing-masing
dan sepakat untuk memulai hubungan yang lebh dari sebelumnya.
Keseharian kami selanjutnya
terasa lebih menarik dan berwarna, rutinitas yang kami lalui tidak beda halnya
dengan remaja lainnya. Sampai suatu hari aku meminta bantuan kepadanya untuk
menanyakan mengenai pengajar marawis di mushola tempat kami tinggal untuk
meminjamkanku buku lagu-lagu marawis, tapi dia terlalu sibuk untuk bisa
membantuku. Ia hanya memberikan nomor
telepon untuk aku menanyakan apa yang aku butuhkan. Akhirnya aku mencari tahu
sendiri dengan menghubungi nomor yang ia berikan. Ini adalah salah satu yang
aku benci darinya dan hubungan ini, semakin lama aku semakin merasa tidak
dihargai olehnya
Aku mengirim pesan singkat untuk
nomor yang ia berikan tanpa tau siapa dia dan siapa namanya, dengan modal nekat
karna apa yang aku butuhkan benar-benar harus kudapatkan aku menanyakan
langsung tentang apa yang aku maksud menghubunginya. Ramdhan.. itulah nama
lelaki pengurus masjid itu, dunia memang begitu sempit, ternyata dia adalah
lelaki yang pernah menaksir teman dekatku sewaktu di rumahku terdahulu. Lelaki ini terlihat begitu alim dan baik,
auranya yang sederhana dan apa adanya membuat aku betah berlama-lama
mengganggunya saat ia sedang bekerja.
Semakin lama, semakin dalam
Mudah .. itulah kata yang tepat
untuk menggambarkan seperti apa sifatku
Kami bercerita, bertukar pikiran,
bergurau, bahkan terkadang kami terlihat seperti sepasang kekasih yang tidak
henti berbalasan pesan singkat yang biasa di lakukan sepasang kekasih,
sampai-sampai kami sendiri tidak sadar bahwa kami telah memiliki pasangan
masing-masing.
Kedekatan kami membuat segalanya
lebih mudah dan mulai terlihat indah, kami berencana untuk berjalan-jalan saat
weekend, itulah saat dimana aku sadar bahwa aku sudah tertarik padanya.
Perhatiannya dan rasa tulusnya yang membuat aku merasa betah berlama-lama
dengannya. Hingga terfikir dibenakku ialah sosok yang sesungguhnya dapat
menggantikan posisi orang itu.
Ia memberikan motivasi yang
begitu kuat untuk ku, itulah yang sangat aku butuhkan saat ini. Satu minggu
lagi aku akan menghadapi ujian nasional yang akan menentukan berhasil atau
tidaknya aku dalam tingkatan ini,aku sudah tidak memikirkan apapun untuk saat
ini selain aku harus berjuang.
Keadaan yang sulit mulai mendera
kedekatan kami ketika kami benar-benar sadar bahwa kami sudah saling jatuh
hati. Aku milik sepupunya dan dia milik wanita lain. Itu membuatku kembali
diposisi yang menyakitkan, singkat dari kisah ini kami memutuskan untuk
mengakhiri kisah dengan pasangan kami masing-masing dan memulai hubungan baru
yang entah itu hubungan seperti apa.
Aku berada diposisi yang serba
salah, membiarkan ia tetap bersama pasangannya namu aku terluka atau aku
mempertahankan kenyamanan kami tapi pasangan kami terluka. Aku dan dia memiliki
kisah yang sama, sama-sama tidak di anggap dan selalu diabaikan oleh
masing-masing pasangan kami. Itulah yang membuat kedekatan kami begitu terasa
searah dan sejalan
Hingga saat ini aku masih
menjalin hubungan dengannya, terasa begitu sangat indah
Dia sangat menyayangiku,
menjagaku, memahamiku,
Dia selalu ingin yang terbaik
untukku
Aku menyayanginya, begitu
menyayanginya..... love you aaadhan
THE END....
Inilah kisahku dengan berbagai
macam likaliku romantika remaja,
Aku berterimakasih kepada kedua
orangtuaku yang bgitu banyak memberiku cinta, kepada adik dan kakakku yang aku
cintai
Kepada semua mantan pengisi
hatiku, terutama yang amat memberi luka yang tak akan pernah bisa dilupakan
Dan yang terkasih untuk kekasih
hatiku yang selalu menemaniku disaat susah hingga senang.
NUR AISAH NASUTION
16 NOPEMBER 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar