Jumat, 21 Juni 2013

SUMBER DAYA MANUSIA



Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi.
Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. [1]
Tujuan
Perencanaan SDM harus mempunyai tujuan yang berdasarkan kepentingan individu, organisasi dan kepentingan nasional. Tujuan perencanaan SDM adalah menghubungkan SDM yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa yang akan datang untuk menghindari mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.
Perencanaan Organisasi
Perencanaan Organisasi merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengadakan perubahan yang positif bagi perkembangan organisasi. Peramalan SDM dipengaruhi secara drastis oleh tingkat produksi. Tingkat produksi dari perusahaan penyedia (suplier) maupun pesaing dapat juga berpengaruh. Meramalkan SDM, perlu memperhitungkan perubahan teknologi, kondisi permintaan dan penawaran, dan perencanaan karir.
Kesimpulannya, PSDM memberikan petunjuk masa depan, menentukan dimana tenaga kerja diperoleh, kapan tenaga kerja dibutuhkan, dan pelatihan dan pengembangan jenis apa yang harus dimiliki tenaga kerja. Melalui rencana suksesi, jenjang karier tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan perorangan yang konsisten dengan kebutuhan suatu organisasi.
Syarat – syarat perencanaan SDM
Harus mengetahui secara jelas masalah yang akan direncanakannya.
Harus mampu mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM.
Harus mempunyai pengalaman luas tentang job analysis, organisasi dan situasi persediaan SDM.
Harus mampu membaca situasi SDM masa kini dan masa mendatang.
Mampu memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
Mengetahui secara luas peraturan dan kebijaksanaan perburuhan pemerintah.

3. Proses perencanaan SDM
Strategi SDM adalah alat yang digunakan untuk membantu organisasi untuk mengantisipasi dan mengatur penawaran dan permintaan SDM. Strategi SDM ini memberikan arah secara keseluruhan mengenai bagaimana kegiatan SDM akan dikembangkan dan dikelola.
Pengembangan rencana SDM merupakan rencana jangka panjang. Contohnya, dalam perencanaan SDM suatu organisasi harus mempertimbangkan alokasi orang-orang pada tugasnya untuk jangka panjang tidak hanya enam bulan kedepan atau hanya untuk tahun kedepan. Alokasi ini membutuhkan pengetahuan untuk dapat meramal kemungkinan apa yang akan terjadi kelak seperti perluasan, pengurangan pengoperasian, dan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi organisasi tersebut.
Prosedur perencanaan SDM
Menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan.
Mengumpulkan data dan informasi tentang SDM.
Mengelompokkan data dan informasi serta menganalisisnya.
Menetapkan beberapa alternative.
Memilih yang terbaik dari alternative yang ada menjadi rencana.
Menginformasikan rencana kepada para karyawan untuk direalisasikan.
Metode PSDM ,dikenal atas metode nonilmiah dan metode ilmiah. Metode nonilmiah diartikan bahwa perencanaan SDM hanya didasarkan atas pengalaman, imajinasi, dan perkiraan-perkiraan dari perencanaanya saja. Rencana SDM semacam ini risikonya cukup besar, misalnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Akibatnya timbul mismanajemen dan pemborosan yang merugikan perusahaan.
Metode ilmiah diartikan bahwa PSDM dilakukan berdasarkan atas hasil analisis dari data, informasi, dan peramalan (forecasting) dari perencananya. Rencana SDM semacam ini risikonya relative kecil karena segala sesuatunya telah diperhitungkan terlebih dahulu.

Rabu, 20 Maret 2013

Merry Riana, Young and Phenomenal


Merry Riana is fairly phenomenal achievement. At the age of 25 and only 4 years of graduation, female entrepreneur who has won many awards was able to collect a wealth of up to 700 thousand dollars in Singapore, a fantastic amount.

The fact is that the proudest Merry Riana came from Indonesia. He was born in 1980 and grew up in Jakarta in a simple family. Parents Merry is a businessman and a homemaker. With great courage, the eldest of three brothers living in Singapore and try their luck there. Encouraged by his father, Merry dreams of becoming an engineer. Her goal was probably because he wanted to help his father in running the business.

Merry initially never intended to study in the neighboring country, Singapore. However, along with the multi dimensional turmoil of 1997-1998 in Indonesia and Asia, Merry father decided to send his son to study abroad. And Singapore when it is an option that makes the most sense because it is relatively close, safe environment and a good education system.

Merry began studying in college with a major in Electrical and Electronics Engineering (EEE), Nanyang Technological University (NTU) in 1998. Merry admitted majors become majors most sense to him at the time.

For education, Merry had debts of about 40 thousand Singapore dollars. While studying at NTU, Merry had to save to pay for daily expenses and tuition fees. Merry realizes that he has to think about his future. With so many loan repayment obligations after graduation from college, Merry began to work hard and want to achieve success at the age of 30 years.

Without the experience and business knowledge sufficient, Merry plunge into the world of business. That he did because he knew that having a regular job is not enough to fulfill his dream of success at 30 years of age. He tried a variety of business opportunities. Then one day Merry investing in stocks by relying on the hard-earned savings money he collected. Unfortunately, Merry lose all their investment and sunk. Even so, the Merry back up and trying hard to become an entrepreneur.

Merry started trying from the beginning to seriously study the ins and outs of the market. When you feel ready, he decided to pursue the financial planning industry. Merry think that's the thing that will enable him to realize his dream in a relatively short time.

When Merry began his career as a financial adviser, he must grapple with a number of challenges and obstacles. His parents, faculty and friends disagree with the decision Merry. Merry time did not have the ability to speak Mandarin when more than half of Singapore's population is ethnic Chinese. As a foreign migrants there, experience and relationships Merry extremely limited.

However, one reason that makes Merry unyielding was his young age and still single so he felt freer and more willing to take risks. Without feeling too overwhelmed by the possibility of failure or the need to succeed, Merry prefers to focus on the experiences and lessons that he could get during the early phases of his career.

Merry finally found his calling to join the Prudential Assurance Company as a financial advisor. In the first six months of his career at Prudential, Merry managed to pay off his debts amounted to 40 thousand dollars in Singapore.

Until 2003, Merry was awarded Top New Advisor Award coveted many people who pursue professional financial advisor. In 2004, Merry brilliant achievements promoted him as a manager.

Merry and start her own business after being appointed manager. He set up MRO (Merry Riana Organization). A year after that (2005), Merry received the award in recognition of Top Agency of the Year and Top Rookie award Agency.

Until now, Merry has motivated and trained thousands of professionals and executives in the areas of sales, marketing and motivation. In his company, Merry overshadow 40 financial advisors, which uniquely has a young age (between 21-30 years).

Merry said that his motivation was not only from the desire to provide a better life to his parents but also his ambition to help other young people to do the same. He hoped that the youth is able to provide a better life, not only for themselves but also their parents and other family members.
* Awards:
- One of the best employers in Singapore from the Singapore Ministry of Trade and Industry (2008)
- One of the most successful and inspirational women of the Minister of Youth and Sports Singapore (2010)
- The most inspiring woman on one monthly magazine Inspirational Woman Magazine (2011)
- One of the most professional executives of appearance and communication skills of the newspaper My Paper, Singapore (2010)
- Ambassador of LG Asia, Watson, and Canon (2010-2011)