Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan
atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud.
Manusia dan Harapan selalu berdampingan dalam kehidupan. Semua manusia
mempunyai harapan yang melekat pada dirinya agar apa yang diinginkan akan tercapai dengan baik. Manusia hidup tanpa
harapan meerupakan manusia yang tidak ada tujuan hidup dalam dirinya, semua
manusia harus mempunyai harapan baik itu keyakinan sendiri maupun kenyakinan
pada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan akan terjuwud
jika manusia itu mau berusaha, berdoa dan berikhtiar kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan dalam
hidupnya. Setiap manusia juga pasti berharap bahwaharapan yang ia inginkan
dapat terwujud. Dan itulah sebabnya, manusia sering tidak bersyukur akan apa
yang ia peroleh. Apa yang telah diberikan oleh Allah pada dirinya, walaupun itu
tidak sesuai dengan harapannya. Bersyukur adalah tanda menghargai segala
pemberian-Nya atas segala yang diharapkan. Terkadang sebuah harapan memang
tidak sejalan dengan apa yang diterima. Janganlah pernah merasa pesimis akan
sebuah harapan yang telah diharapkan. Harapan adalah sebuah pencapaian yang
tertunda, jika kita percaya pada harapan tersebut, maka harapan tersebut juga
akan percaya kepada kita.
Harapan merupakan sesuatu yang mutlak dimiliki
oleh setiap manusia. Harapan biasanya bersifat sementara, bila harapan tersebut
terwujud, maka seseorang akan melupakan harapan tersebut dan akan kembali
berharap. Namun jika harapan tersebut tidak juga terwujud, orang tersebut akan
terus berharap dan berharap, agar harapannya tersebut menjadi nyata. Sangatlah
teramat bahagia jika harapan yang diharapkan dan dimohonkan dapat terwujud,
karena sebuah harapan dapat dikatakan sebagai permintaan yang secara spontan
secara langsung datang dari dalam diri seseorang untuk menginginkan sesuatu
menjadi nyata sesuai apa yang diinginkan dirinya.
Harapan (ar-rajā’) tidak boleh sirna selama
manusia masih menjalani hidup. Ia harus tetap tumbuh seiring dengan rasa optimis (tafāul) dalam menghadapi
kehidupan. Harapan adalah oksigen bagi jiwa yang menjalani kehidupan dengan
penuh optimisme. Tanpa adanya kekuatan dari harapan dan optimisme, derasnya gelombang kehidupan akan
menghanyutkan manusia dalam keputusasaan. Apalagi, keputusasaan, di samping
melemahkan semangat berjuang, sifat ini bukanlah karakter dari hamba yang
beriman.
Harapan terbesar dalam hidupku adalah membahagiakan
semua orang yang berada disisi ku, siapapun mereka aku akan membuat mereka
tersenyum saat mereka ada didekatku. Aku ingin menjadi seorang wanita yang
banyak dicintai dan disayangi oleh semua orang, memiliki arti bagi mereka,
menjadi bagian dari hidup mereka, dan selalu memperbaharui diri untuk menjadi
yang terbaik untuk mereka. Orang tuaku adalah jiwaku, saudara-saudaraku adalah
hatiku, dan semua orang yang mencintai dan menyayangiku adalah jantung ku.
Darah yang mengalir ditubuhku adalah kasih sayang dari orang-orang yang
menyayangiku, sedangkan nafas dalam jatungku selalu berdetak berkat semua orang
yang membenciku. Mereka semua motivasiku untuk menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar